Bagaimana gereja
anda melaksanakan pelayanannya berdasarkan 5 fugsi agama tersebut.
1.
Fungsi Edukasi
Manusia mempercayakan fungsi edukatif kepada agama yang mencangkup tugas mengajar dan tugas bimbingan. Lain dari instansi profan, agama dianggap sanggup memberikan pengajaran yang otoritatif. Agama menyampaikan ajarannya dengan perantaraan petugas-petugasnya baik dalam upacara keagamaan, khotbah, pendalaman rohani, meditasi, dan lain-lain.
Masyarakat mempercayakan anggota-anggotanya kepada instansi agama dengan keyakinan bahwa mereka sebagai manusia, dibawah bimbingan agama akan berhasil melalui proses hidup dari ancaman dan mara bahaya yang tidak menentu, termasuk kematian dimana kehadiran petugas agama (kyai, pendeta, imam dll) sebagai pembimbing dan pendamping masih sangat terasa perlu.
Keunggulan dan kelebihan pendidikan keagamaan—bahkan dalam zaman sekarang pun—tetap diakui masyarakat luas. Ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa banyak keluarga lebih suka mengirimkan anak-anaknya ke pusat-pusat pendidikan keagamaan daripada ke pusat pendidikan nonkeagamaan. Kunci keberhasilan pendidikan kaum agamawan terletak dalam pendayagunaan nilai-nilai rohani yang merupakan pokok kepercayaan agama. Diantara nilai-nilai yang diserapkan pada anak didik ialah makna dan tujuan hidup, hati nurani dan rasa tanggung jawab, Tuhan, hidup, ganjaran atau hukuman yang setimpal atas perbuatan baik dan yang jahat.
Manusia mempercayakan fungsi edukatif kepada agama yang mencangkup tugas mengajar dan tugas bimbingan. Lain dari instansi profan, agama dianggap sanggup memberikan pengajaran yang otoritatif. Agama menyampaikan ajarannya dengan perantaraan petugas-petugasnya baik dalam upacara keagamaan, khotbah, pendalaman rohani, meditasi, dan lain-lain.
Masyarakat mempercayakan anggota-anggotanya kepada instansi agama dengan keyakinan bahwa mereka sebagai manusia, dibawah bimbingan agama akan berhasil melalui proses hidup dari ancaman dan mara bahaya yang tidak menentu, termasuk kematian dimana kehadiran petugas agama (kyai, pendeta, imam dll) sebagai pembimbing dan pendamping masih sangat terasa perlu.
Keunggulan dan kelebihan pendidikan keagamaan—bahkan dalam zaman sekarang pun—tetap diakui masyarakat luas. Ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa banyak keluarga lebih suka mengirimkan anak-anaknya ke pusat-pusat pendidikan keagamaan daripada ke pusat pendidikan nonkeagamaan. Kunci keberhasilan pendidikan kaum agamawan terletak dalam pendayagunaan nilai-nilai rohani yang merupakan pokok kepercayaan agama. Diantara nilai-nilai yang diserapkan pada anak didik ialah makna dan tujuan hidup, hati nurani dan rasa tanggung jawab, Tuhan, hidup, ganjaran atau hukuman yang setimpal atas perbuatan baik dan yang jahat.
- Dari fungsi edukasi di atas gereja kami melakanakan pelayanan degan cara
gereja memberikan bimbingan dan pengajaaran kepada
umatnya dengan perantara petugas-petugasnya (fungsionaris) seperti pastor,
pendeta,imam, guru agama dan lainnya, baik dalam upacara (perayaan) keagamaan,
khotbah, renungan (meditasi) pendalaman rohani, dsb.
contoh fugsi gereja secara edukasih yaitu: pada hari minggu romo atau pastor memimpin perayaan ekaristi dan di setiap sekolah- sekolah swasta maupun negeri di sedia kan guru agama agar bisa mengajarkan kepada murid tentang agama yang di anutnya serta bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari2 itu ada sebuah ccontoh bentuk pelayanan yang di sediakan gereja kami.
2.
Fungsi Penyelamatan
Tanpa atau dengan penelitian ilmiah, cukup berdasarkan pengalaman sehari-hari, dapat dipastikan bahwa setiap manusia menginginkan keselamatan baik dalam hidup sekarang ini maupun sesudah mati. Jaminan itu mereka temukan dalam agama. Terutama karena agama mengajarkan dan memberikan jaminan dengan cara-cara yang khas untuk mencapai kebahagiaan yang “terakhir”, yang pencapaiannya mengatasi kemampuan manusia secara mutlak, karena kebahagiaan itu berada di luar batas kekuatan manusia. Masyarakat berpendapat bahwa hanya manusia beragama (homo religious) dapat mencapai titik itu, entah itu manusia yang hidup dalam masyarakat primitif atau dalam masyarakat modern.
Manusia beragama meyakini bahwa agama sanggup menghadirkan yang “sakral” atau Tuhan yang maha suci dalam upacara keagamaan. Untuk maksud itu agama menggunakan lambang-lambang. Kehadiran Tuhan diserap dalam lambang-lambang dengan dua cara, yaitu secara spontan dan dengan dimohon.
Tanpa atau dengan penelitian ilmiah, cukup berdasarkan pengalaman sehari-hari, dapat dipastikan bahwa setiap manusia menginginkan keselamatan baik dalam hidup sekarang ini maupun sesudah mati. Jaminan itu mereka temukan dalam agama. Terutama karena agama mengajarkan dan memberikan jaminan dengan cara-cara yang khas untuk mencapai kebahagiaan yang “terakhir”, yang pencapaiannya mengatasi kemampuan manusia secara mutlak, karena kebahagiaan itu berada di luar batas kekuatan manusia. Masyarakat berpendapat bahwa hanya manusia beragama (homo religious) dapat mencapai titik itu, entah itu manusia yang hidup dalam masyarakat primitif atau dalam masyarakat modern.
Manusia beragama meyakini bahwa agama sanggup menghadirkan yang “sakral” atau Tuhan yang maha suci dalam upacara keagamaan. Untuk maksud itu agama menggunakan lambang-lambang. Kehadiran Tuhan diserap dalam lambang-lambang dengan dua cara, yaitu secara spontan dan dengan dimohon.
- Dari fungsi penyelamatan di atas, gereja kami melakanakan pelayanan degan cara
Gereja mengajar kan kepada umatnya untuk melakukan hal-hal yang
baik.dan dari misi penyelamatan itu gereja kami memberikan penyelamatan melalui
pertobatan yang di lakukan setiap hari raya tertentu misalnya natal,paska dan
lain sbgainya. Pertobatan di berikan kepada umatnya dalam bentuk pengakuan
pribadi yang di berikan oleh seorang
imam atau pastor.
contoh fungsi gereja secara penyelamaatan biasanya geraja memberikan sebuah kegiatan seperti sharing kitab suci kepada setia lingkungan atau setiap kelompok umat basis,dan juga pada setiap hari-hari raya besar di setiap kelompok umat basis di berika pengakuan secara pribadi oleh seorang romo.
3. Fungsi Pengawasan Sosial
contoh fungsi gereja secara penyelamaatan biasanya geraja memberikan sebuah kegiatan seperti sharing kitab suci kepada setia lingkungan atau setiap kelompok umat basis,dan juga pada setiap hari-hari raya besar di setiap kelompok umat basis di berika pengakuan secara pribadi oleh seorang romo.
3. Fungsi Pengawasan Sosial
Tanpa disadari pula bahwa penyelewengan terhadap
norma-norma susila dan peraturan yang berlaku mendatangkan malapetaka dan
kekusahan yang pada waktunya akan melemahkan fungsi masyarakat. Kenakalan
remaja, pembunuhan, narkoba, peperangan adalah sebagian contoh yang membenarkan
pernyataan diatas. Agama merasa ikut bertanggung jawab atas adanya nora-norma
susila yang baik yang diberlakukan atas masyarakat. Maka agama menyeleksi
kaidah-kaidah susila yang ada dan mengukuhkan yang baik sebagai kaidah yang
baik dan menolak kaidah yang buruk untuk ditinggalkan sebagai larangan atau
tabu. Agama juga memberikan sanksi-sanksi yang harus dijatuhkan kepada orang yang
melanggarnya dan mengadakan pengawasan yang ketat atas pelaksanaannya.
Pengawasan atas berlakunya hukum adat itu dilakukan secara terperinci baik
dalam tindak-tanduk sehari-hari maupun dalam kejadian yang khusus, seperti
kelahiran, perkawinan, kematian dan lain sebagainya.
Jadi, sebagai pengawas sosial agama meneguhkan kaidah-kaidah susila dari adat yang dipandang baik bagi kehidupan moral warga masyarakat, agama mengamankan dan melestarikan kaidah-kaidah moral yang dianggap baik dari serbuan deskrutif dari agama baru dan sistem nilai dari peradaban modern, nilai hukum adat yang baik masih dapat ditingkatkan atau disempurnakan oleh agama dengan mengadakan inkulturasi dan terhadap pelanggaran nilai moral yang ada di masyarakat diberikan sanksi-sanksi.
Jadi, sebagai pengawas sosial agama meneguhkan kaidah-kaidah susila dari adat yang dipandang baik bagi kehidupan moral warga masyarakat, agama mengamankan dan melestarikan kaidah-kaidah moral yang dianggap baik dari serbuan deskrutif dari agama baru dan sistem nilai dari peradaban modern, nilai hukum adat yang baik masih dapat ditingkatkan atau disempurnakan oleh agama dengan mengadakan inkulturasi dan terhadap pelanggaran nilai moral yang ada di masyarakat diberikan sanksi-sanksi.
- Dari fungsi pegawasan sosial di atas, gereja kami melakanakan pelayanan degan cara
Di setia kelompok umat basis gereja kami memili salah satu ketua
klompok umat basis untuk menjadi pengawasan bagi umat basisnya tersebut,dari
sini gereja bisa mengecek umatnya dalam tindakan sehari-hari seperti
perkawinan,kelahiran,kematian dan sbgainya.gereja juga memberikan pengajaran
atau pendidik bagin umatnya yang melanggar nilai dan norma yang ada dalam masyarakat,misalnya degan membrikan
sangsi-sangsi tertentu.
contoh funsi pengawasan yaitu: di setiap lingkungan di lakukan pencatatan terhadap umat basis yang lahir.mati, maupun yang menikah
4. Fungsi Memupuk Persaudaraan
Bila kita melihat ajaran disemua agama, tidak ada satupun agama yang menganjurkan permusuhan, semua agama menganjurkan persaudaraan diantara sesama manusia. Masing-masing agama berhasil mempersatukan sekian banyak bangsa yang berbeda ras dan kebudayaan dalam satu keluarga besar dimana mereka menemukan ketentraman dan kedamaian.
Banyak konflik yang terjadi di masyarakat dapat didamaikan berkat peran serta agama didalamnya. Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa ada sejumlah konflik yang terjadi karena faktor agama, tetapi agama bukan merupakan pemicu awal sebuah konflik karena dalam kasus-kasus yang banyak terjadi di belahan dunia, faktor-faktor kesenjangan sosial dan ekonomilah yang menjadi sumber awal dari koflik itu sendiri, dimana agama menjadi alat legitimasi. Namun, bila sejarah kita baca lebih teliti, ternyata peristiwa persaudaraan dan perdamaian lebih besar daripada permusuhan. Konflik tidak terjadi terus-menerus, tetapi hanya kadang kala saja, misalnya dalam sejarah perdamaian antara golongan Kristen dan Islam dalam abad-abad yang silam jauh lebih panjang daripada masa bentrok. Itu semua berkat agama.
contoh funsi pengawasan yaitu: di setiap lingkungan di lakukan pencatatan terhadap umat basis yang lahir.mati, maupun yang menikah
4. Fungsi Memupuk Persaudaraan
Bila kita melihat ajaran disemua agama, tidak ada satupun agama yang menganjurkan permusuhan, semua agama menganjurkan persaudaraan diantara sesama manusia. Masing-masing agama berhasil mempersatukan sekian banyak bangsa yang berbeda ras dan kebudayaan dalam satu keluarga besar dimana mereka menemukan ketentraman dan kedamaian.
Banyak konflik yang terjadi di masyarakat dapat didamaikan berkat peran serta agama didalamnya. Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa ada sejumlah konflik yang terjadi karena faktor agama, tetapi agama bukan merupakan pemicu awal sebuah konflik karena dalam kasus-kasus yang banyak terjadi di belahan dunia, faktor-faktor kesenjangan sosial dan ekonomilah yang menjadi sumber awal dari koflik itu sendiri, dimana agama menjadi alat legitimasi. Namun, bila sejarah kita baca lebih teliti, ternyata peristiwa persaudaraan dan perdamaian lebih besar daripada permusuhan. Konflik tidak terjadi terus-menerus, tetapi hanya kadang kala saja, misalnya dalam sejarah perdamaian antara golongan Kristen dan Islam dalam abad-abad yang silam jauh lebih panjang daripada masa bentrok. Itu semua berkat agama.
- Dari fungsi memupuk persaudaraan di atas, gereja kami melakanakan pelayanan degan cara
Gereja kami mengajarkan untuk saling memupuk rasa pesaudaraan antara
umat beragama,gereja kami mngajarkan untuk tidak membedakan antara
agama,ras,dan golongan.misalnya degan mengikuti dialog dengan umat beragama
lain,membuka seminar keagamaan untuk smua agama,menerima masukan mengenai pelayanan
gereja dari umat beragama lain.
contohnya : dalam setiap kegiatan agama di laksana kan pada setiap kelompok umat basis gereja tidak menutup kemungkinan untuk agama,suku dan ras lain mengikuti kegiatan tersebuat misalnya dalam kegiatan sharing alkitab dan kegiatan dialog antara agama yg satu dgan yga lain.
5. Fungsi Transformatif
Pada penjelasan ini kita akan melihat fungsi transformatif agama, karena fungsi ini menurut pengertiannya berbeda dengan pengertian pengawasan. Kata transformatif berasal dari kata Latin “transformare”, artinya mengubah bentuk. Jadi fungsi transformatif yang dilakukan agama berarti mengubah bentuk kehidupan masyarakat lama dalam bentuk kehidupan baru. Ini berarti pula mengganti nilai-nilai lama dengan menanamkan nilai-nilai baru.
Semua pihak menyadari secara mendalam untuk mengadakan perubahan dalam hal-hal yang disebut diatas tidak perlu pembuktian yang panjang lebar. Agama memiliki kesadaran yang mendalam, khususnya instansi keagamaan bahwa mereka mendapat tugas untuk mengubah dunia. Tugas transformasi itu bagi setiap agama tercantum dalam ajarannya.
contohnya : dalam setiap kegiatan agama di laksana kan pada setiap kelompok umat basis gereja tidak menutup kemungkinan untuk agama,suku dan ras lain mengikuti kegiatan tersebuat misalnya dalam kegiatan sharing alkitab dan kegiatan dialog antara agama yg satu dgan yga lain.
5. Fungsi Transformatif
Pada penjelasan ini kita akan melihat fungsi transformatif agama, karena fungsi ini menurut pengertiannya berbeda dengan pengertian pengawasan. Kata transformatif berasal dari kata Latin “transformare”, artinya mengubah bentuk. Jadi fungsi transformatif yang dilakukan agama berarti mengubah bentuk kehidupan masyarakat lama dalam bentuk kehidupan baru. Ini berarti pula mengganti nilai-nilai lama dengan menanamkan nilai-nilai baru.
Semua pihak menyadari secara mendalam untuk mengadakan perubahan dalam hal-hal yang disebut diatas tidak perlu pembuktian yang panjang lebar. Agama memiliki kesadaran yang mendalam, khususnya instansi keagamaan bahwa mereka mendapat tugas untuk mengubah dunia. Tugas transformasi itu bagi setiap agama tercantum dalam ajarannya.
- Dari fungsi transformasi di atas, gereja kami melakanakan pelayanan degan cara
contoh fungsi pelayanan dari transformasi yaitu: geraja melakukan bimbingan secara khusus kepada orang-orang tua yang belum memahami tentang agama masih menganut sistem sistem zaman dahulu yaitu penyembahan berhala,dari sini gereja memberikan pengertian bahwa dari gereja kita bisa mengenal ALLAH.