Kamis, 03 September 2015

teknik kompilasi

 TUGAS 1 TEKNIK KOMPILASI

1.BAHASA MESIN
Bahasa mesin atau kode mesin merupakan seperangkat instruksi serta data yang dapat dieksekusi secara langsung oleh prosesor komputer. Kode mesin merupakan tingkatan yang paling rendah dari bahasa pemrograman dan biasanya digunakan sebagai tujuan kompilasi oleh kompiler pada bahasa-bahasa pemrograman lain dalam tingkatan yang lebih tinggi. Penerjemahan kode pada bahasa pemrograman interpretatif atau bahasa skrip umumnya tidak termasuk dalam kriteria tersebut karena umumnya bahasa skrip menerjemahkan kode sumber menjadi P-Code, kode penjembatan antara kode sumber dan kode mesin. Meski demikian, umumnya bahasa skrip populer yang ada saat ini telah menambahkan kompiler JIT (Just In Time) integratif yang secara hibrida mengkompilasi instruksi-instruksi P-Code yang paling sering dieksekusi menjadi kode mesin.



2.BAHASA ASSEMBLY
Bahasa assembly adalah sebuah program yang terdiri dari instruksi-instruksi  yang menggantikan kode-kode biner dari bahasa mesin dengan “mnemonik” yang mudah diingat. Misalnya sebuah instruksi penambahan dalam bahasa mesin dengan kode “10110011” yang dalam bahasa assembly dapat dibuat dalam instruksi mnemonik ADD, sehingga mudah diingat dibandingkan dengan angka 0 dan 1, dalam setiap instruksi membutuhkan suatu operand baik berupa data langsung maupun suatu lokasi memori yang menyimpan data yang bersangkutan. Bahasa assembly sering juga disebut kode sumber atau kode simbolik yang tidak dapat dijalankan oleh prosesor, sedangkan assembler adalah suatu program yang dapat menerjemahkan program bahasa assembly ke program bahasa mesin. bahasa mesin adalah kumpulan kode biner yang merupakan instruksi yang bisa dijalankan oleh komputer. Program bahasa mesin sering disebut sebagai kode objek.

3 BAHASA PEMROGRAMAN TINGKAT TINGGI
Istilah "bahasa pemrograman tingkat tinggi" tidak serta merta menjadikan bahasa tersebut lebih baik dibandingkan dengan bahasa pemrograman tingkat rendah. Akan tetapi, maksud dari "tingkat tinggi" di sini merujuk kepada abstraksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahasa tingkat rendah terhadap bahasa mesin. Dibandingkan dengan harus berurusan dengan register, alamat memori dan stack-stack panggilan, bahasa pemrograman tingkat tinggi akan berurusan dengan variabel, larik, dan ekspresi aritmetika atau aljabar Boolean. Selain itu, tidak seperti bahasa rakitan, bahasa tingkat tinggi tidak memiliki opcode atau kode operasi yang dapat secara langsung menjadikan bahasa tersebut menjadi kode mesin. Fitur lainnya seperti rutin-rutin penanganan string, fitur pemrograman berorientasi objek, input/output terhadap berkas juga terdapat di dalam jenis bahasa ini.
Secara umum, bahasa tingkat tinggi akan membuat pemrograman komputer yang kompleks menjadi lebih sederhana, sementara bahasa tingkat rendah cenderung untuk membuat kode yang lebih efisien. Dalam sebuah bahasa tingkat tinggi, elemen-elemen kompleks dapat dipecah ke dalam beberapa elemen yang lebih sederhana, meski masih dapat dianggap kompleks, di mana bahasa tersebut menyediakan abstraksi. Karena alasan ini, kode-kode yang harus berjalan dengan efisien dapat ditulis dalam bahasa pemrograman tingkat rendah, sementara bahasa tingkat tinggi digunakan untuk mempermudah pemrograman.
Akan tetapi, dengan bertambah rumitnya arsitektur mikroprosesor modern, kompilator-kompilator bahasa pemrograman tingkat tinggi dapat membuat kode yang lebih efisien dibandingkan dengan para programmer bahasa pemrograman tingkat rendah yang melakukannya secara manual.
Perlu dicatat bahwa istilah "tingkat tinggi" dan "tingkat rendah" adalah relatif. Pada awalnya, bahasa rakitan dianggap sebagai bahasa tingkat rendah, sementara COBOL, C, dan lain-lainnya dianggap sebagai bahasa tingkat tinggi, mengingat mereka mengizinkan abstraksi terhadap fungsi, variabel, dan evaluasi ekspresi. Akan tetapi, banyak programmer saat ini mungkin menganggap bahasa C sebagai bahasa pemrograman tingkat rendah, mengingat bahasa pemrograman tersebut mengizinkan akses memori secara langsung dengan menggunakan alamatnya, dan juga dapat menggunakan beberapa direktif bahasa rakitan.
4.BOOTSRAP
Bootstrap merupakan sebuah framework CSS, yang menyediakan kumpulan komponen-komponen antarmuka dasar pada web yang telah dirancang sedemikian rupa untuk digunakan bersama-sama. Selain komponen antarmuka, Bootstrap juga menyediakan sarana untuk membangun
layout 
 halaman dengan mudah dan rapi, serta modifikasi pada tampilan dasar HTML untuk membuat seluruh halaman web yang dikembangkan senada dengan komponen-komponen lainnya. Mengutip pengembang yang menciptakan Bootstrap, Bootstrap dibuat untuk memberikan sekumpulan perangkat yang dapat digunakan untuk membangun website sederhana dengan mudah.
contoh bootsrap pada membuat sebuah web
Dalam membangun sebuah web, desain tampilan adalah sebuah perkara penting, bahkan terkadang menunjukan sebuah keprofesionalan web developer. Dan ini adakalanya menjadi masalah besar, terutama bagi web developer yang bekerja sendiri, artinya programmernya si doi, web designernya juga beliau bahkan system analystnya juga orang yang sama. Sebenernya masalahnya sih sederhana, yaitu kemantapan desain. Nggak sedikit lho, programer yang punya selera desain yang tidak terlalu tinggi (menghindari kata buruk). Banyak temen saya yang sebenernya dari segi coding, dia jago banget, logika kayak gimana pun dilahap, hanya saja kalo udah disuruh ngedesain tampilan web, pasti hasilnya standar banget, bahkan kalo menurut saya nggak banget. Ya, masalahnya adalah berbicara tampilan dan desain, maka kita akan berbicara seni, dan nggak semua orang yang pandai logika pemrograman punya selera seni tinggi. Masalah selanjutnya adalah, bila sebuah proyek web dilakukan sendirian, maka core system dan design akan dilakukan oleh orang yang sama. So, tentu akan membutuhkan waktu. Tau sendiri bikin core system susahnya gimana, perlu konsentrasi penuh, ditambah lagi mesti ngedesain tampilan juga, belum lagi kalo selera desain kita rendah. Salah-salah, kita udah bikin sistem yang canggihnya minta ampun tentunya dengan usaha maksimal dan mati-matian, bahkan sampe nggak tidur selama seminggu, tapi pas dikasih liat ke klien, karya kita malah diketawain, karena tampilannya nggak banget. Maka beruntunglah bagi Anda yang selain memiliki kemampuan coding juga memiliki kemampuan desain yang lumayan.
Oke Kres, gue udah setuju kalo ngedesain web kadang-kadang jadi masalah. Selanjutnya apa??
Nih, ane mau ngasih tau khusus yang belum tau. Buat yang udah tau juga nggak apa2 biar tambah tau atau mungkin bisa mengklarifikasi kalo ada yang salah. :D
Di project terakhir saya PustakaBasa, yaitu project skripsi saya dan juga merupakan startup kedua saya setelah Nyankod (saya belum sempet bikin reviewnya). Saya dituntut untuk menyelesaikannya dengan cepat, yang namanya skripsi otomatis nggak Cuma bikin aplikasinya aja, tapi juga bikin tulisan, dan itu pasti akan memakan waktu. So, buat menghemat waktu akhirnya saya mencoba menerapkan sebuah toolkit yang menurut saya lumayan ampuh, terutama dari segi kemudahan desain, yaitu Bootstrap Twitter.
Bootstrap merupakan sebuah toolkit yang dikembangkan oleh Twitter buat mempermudah web depelover dalam mendesain tampilan aplikasi. Dengan Bootstrap, developer web bisa menghemat waktu dalam mendesain tampilan aplikasi. Di Bootstrap udah tersedia CSS, HTML dan juga JQuery Plugin untuk typography, forms, buttons, tables, grids, navigation dan berbagai komponen interface lainnya. Bootstrap pertama kali dirilis pada Agustus 2012 dan berlisesni open source. Bootstrap bisa didownload secara gratis di GitHub (http://twitter.github.com/bootstrap/index.html). Saat ini Bootstrap udah ngerilis versi 2.0.3.
Kelebihan utama dari Bootstrap adalah Responsive Layout dan 12-column grid system. Dengan Responsive Layout maka aplikasi web yang didesain dengan menggunakan Bootstrap akan langsung menyesuaikan dengan lebar dari media perambahnya. Sehingga tampilan web akan tetap rapih dibuka dengan media apapun baik itu handphone, tablet, laptop ataupun PC desktop. Jadi, tampilan tidak akan terganggu dengan resolusi dari layar. Sedangkan 12-column grid system sederhananya adalah Bootstrap akan membagi lebar layar menjadi 12 bagian. Sehingga pembagian kolom per kolom tampilan web akan menjadi lebih mudah.
Biar lebih memahami tentang konsep responsive layout dan grid system mungkin nanti saya akan buat artikel khusus yang akan membahas ini. Untuk artikle kali ini, saya akan fokuskan bagaimana Bootstrap sangat membantu dalam proses mendesain tampilan halaman web.
Bootstrap telah menyediakan deklarator class-class css yang kita bisa panggil dengan mudah untuk kebutuhan tampilan kita. Sebagai contoh kita akan membuat sebuah tombol seperti berikut:
btn_sukses
Maka yang kita butuhkan hanya menambahkan selektor class tombol sukses (btn btn-success) pada Bootstrap, yaitu seperti berikut ini coy:
<a class="btn btn-success" href="">Link</a>
atau
<button class="btn btn-success" type="submit">Button</button>
atau
<input class="btn btn-success" type="button" value="Input">
atau
<input class="btn btn-success" type="submit" value="Submit">
Kita juga bisa menggunakan jenis tombol lainnya yang disediakan oleh Bootstrap. Buat ngeliat jenis-jenis tombol Bootstrap, silahkan mampir disini.
Tombol merupakan salah satu kemudahan dari Bootstrap. Kita juga bisa dengan mudah untuk membuat style tabel, form bahkan icon-icon standar yang sering digunakan dalam pembuatan website.
Di Bootstrap, bahkan kita bisa membuat menu dropdown seperti berikut dengan mudah:
drop_down
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar